-->

Iklan

Pengungsi Tsunami di Kantor Gubernur Lampung Kehabisan Air Mineral

Friday, December 28, 2018, December 28, 2018 WIB Last Updated 2019-04-26T02:51:51Z
masukkan script iklan disini
masukkan script iklan disini


Alat jaring nelayan yang berantakan terseret tsunami di Desa Way Muli, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan, Lampung, Selasa (25/12/2018). [Antara/Ardiansyah]

Penyebabnya, stok air mineral yang ada cenderung lebih sedikit ketimbang jumlah korban bencana tsunami.


Suara.com - Pasokan air mineral di kantor Gubernur Lampung yang menjadi markas posko induk korban tsunami saat ini menipis karena stok yang tersedia tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan para pengungsi. Penyebabnya, stok air mineral yang ada cenderung lebih sedikit ketimbang jumlah korban bencana tsunami.

''Kita setiap harinya membutuhkan 20 hingga 40 dus air mineral gelas bahkan lebih. Dengan tingginya permintaan warga pengungsi ini, sehingga stok yang tersedia sangat minim, ujar Koordinator Taruna Tanggap Bencana (Tagana) Lampung Imam Setiawan di Bandarlampung, Jumat (28/12/2018).

Menurutnya, dengan tingginya jumlah permintaan warga yang ada di pengungsian kantor gubernur, membuat ketersediaan stok air mineral semakin menipis.

Selain itu, tingginya permintaan air mineral dari pengungsi memuncak setiap sore sampai malam hari. Bahkan bisa mencapai 30 dus air mineral. Sedangkan untuk pagi sampai siang hari hanya 10 sampai 20 dus air mineral per harinya.

''Kadang kami kehabisan air, kami beli. Bila ada ketersediaan di gudang maka ambil dahulu di gudang, katanya.

Imam menjelaskan, sampai saat ini donatur untuk para pengungsi terus berdatangan, baik dari kalangaan pribadi, swasta, perusahaan, instansi vertikal dan lainnya.

''Untuk kebutuhan lainnya sudah tersedia, hanya air mineral yang kekurangan dan selalu kehabisan, ungkapnya. (ANTARA)

 




Komentar

Tampilkan

Terkini

NamaLabel

+