masukkan script iklan disini
Jakarta: Pemerintah DKI dan pemilik gedung swasta terus melakukan sejumlah persiapan untuk menghadapi bencana. Meski, sampai saat ini belum ada yang dapat memastikan kapan lindu hebat terjadi.
Sepanjang 2018, Indonesia dilanda bencana mulai dari Lombok, Palu, Sigi, Donggala, Lampung, Pandeglang dan lainnya. Sehingga penting adanya kesiagaan menghadapai bencana, terutama gedung perkantoran di Ibu Kota.
Beberapa gedung perkantoran di daerah Sudirman-Thamrin kini kerap melakukan simulasi bencana. Penghuni gedung harus memahami apa dan bagaimana cara menyelamatkan diri saat terjadi bencana.
''Di sini kita belum lama, 24 Desember kemarin lakukan simulasi bencana,'' kata Chief Security Landmark Centre, Nurmawansah di Gedung Landmark Centre, Jakarta Pusat, Jumat, 28 Desember 2018.
Baca: DKI Ancang-ancang Menghadapi Gempa Megathrust
Nurmawansah mengatakan, Landmark Centre selalu melakukan simulasi siaga bencana setahun sekali. Simulasi dilakukan secara merinci, mulai dari persiapan pemadam kebakaran, ambulans, pengarahan karyawan melalui tangga darurat hingga titik kumpul (assembling point).
''Kita rutin lakukan simulasi tiap tahun sekali. Biasanya di akhir tahun seperti sekarang ini,'' kata Nurmawansah.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengakui hingga kini lembaganya masih kesulitan mengetahui gempa megathrust di Jakarta. Makanya, semua lapisan masyarakat harus siap.
''Kita seharusnya yakin untuk bisa mengambil sikap dalam ketidakpastian. Kita harus bisa pasti dalam bersikap,'' kata Rita.
Rita menyebut BMKG masih kesulitan mengetahui waktu terjadinya gempa. Termasuk besar getaran atau guncangannya.
''Apakah magnitudo mencapai 8,7 SR atau hanya 6 SR belum sampai 8,7 SR. Itu yang kita masih belum bisa memastikan tapi yang pasti akan terjadi,'' tutur Rita.
Dia bilang, meski semuanya masih dalam ketidakpastian tapi harus dipersiapkan dari jauh-jauh hari. Yang jelas, ancaman Jakarta tertimpa gempa bumi megathrust di Selat Sunda itu ada.