masukkan script iklan disini
NIndonesia Global Compact Network (IGCN) didukung oleh Sekolah Tinggi Manajemen PPM dan Womenpreneur Community, menggelar kegiatan IGCN Business Matchmaking 2018, di Jakarta, Kamis (15/11) petang. ( Foto: Beritasatu Photo )
Jakarta - Indonesia Global Compact Network (IGCN) didukung oleh Sekolah Tinggi Manajemen PPM dan Womenpreneur Community, mengajak kalangan pengusaha perempuan untuk kembali meningkatkan perluasan pemasaran usahanya, melalui program IGCN Business Matchmaking.
Executive Director IGCN, Josephine Setyono mengatakan, program ini memberikan kesempatan para pengusaha perempuan untuk mendapat sesi pembekalan dan pertemuan dengan perusahaan-perusahaan besar di Indonesia, sebagai tindak lanjut dari kegiatan SheTrades Business Matchmaking tahun lalu.
''Memberdayakan perempuan dalam usaha seharusnya tidak dilihat sebagai sebuah kewajiban, tetapi bagaimana pelaku usaha dapat menjadikannya sebagai bagian dari strategi yang mendukung usaha dalam kegiatan inti dan rantai pasokan masing-masing. Perempuan yang telah berdaya diyakini dapat memberikan manfaat lebih banyak kepada bisnis,'' kata Josephine di sela acara IGCN Business Matchmaking 2018, di Jakarta, Kamis (15/11) petang.
Menurut Josephine, program IGCN Business Matchmaking dilaksanakan untuk mendukung program pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals) nomor 5, yaitu kesetaraan gender, serta sebagai wadah untuk mempromosikan serta mengimplementasikan 10 prinsip UN Global Compact.
Kegiatan IGCN Business Matchmaking ini terbagi dua sesi, pembekalan UKM dan One-on-one meeting. Pembekalan UKM yang mengangkat tema 'Perempuan Indonesia: Menuju Pemberdaya Ekonomi Bangsa' dan diakhiri dengan panel diskusi bertema 'Membuka Peluang Pembiayaan bagi UKM Perempuan' dimana pembicara dari sektor perbankan dan finansial teknologi membagikan paparannya.
Selanjutnya, diadakan kegiatan one-on-one meeting antara UKM dengan perusahaan besar sebagai puncak acara. Pada tahun ini, tercatat 29 UKM perempuan yang terlibat dalam IGCN Business Matchmaking.
''Kegiatan ini diharapkan dapat membuka peluang bagi UKM perempuan untuk dapat berhubungan dengan perusahaan besar. Sehingga, perusahaan besar dapat melibatkan perempuan dalam rantai pasok perusahaan,'' tandasnya.
Lebih lanjut, Josephine menambahkan, kesuksesan UMKM dalam bidang perekonomian tidak terlepas dari pihak-pihak yang menjalankan di belakangnya, terutama kaum perempuan. Berdasarkan data dari Kementerian Koperasi dan UKM pada tahun 2015, tercatat bahwa sebanyak 60 persen dari 52 juta pelaku UKM yang ada di seluruh Indonesia dijalankan oleh perempuan.
''Data ini menunjukkan, peran perempuan dalam peningkatan perekonomian, terkhusus dalam sektor UMKM menunjukkan hasil yang signifikan dan positif bagi roda perekonomian Indonesia,'' pungkasnya.
Sumber: BeritaSatu.com