-->

Iklan

Studi : Ada Ketidak Seimbangan Populasi Di Negara Maju Dan Berkembang

Wednesday, November 14, 2018, November 14, 2018 WIB Last Updated 2019-04-26T02:51:48Z
masukkan script iklan disini
masukkan script iklan disini


 

Kenaikan tingkat kelahiran di negara-negara berkembang memicu ‘ledakan’ populasi bayi. Namun, di negara kaya, puluhan wanita tidak melahirkan cukup banyak anak untuk mempertahankan populasi di sana.

Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME)—yang didirikan di University of Washington oleh Bill and Melinda Gates Foundation—menggunakan lebih dari 8.000 sumber data untuk melihat lebih detail kesehatan masyarakat global.

Hasilnya menunjukkan bahwa meski populasi dunia meningkat dari 2,6 miliar pada 1950 menjadi 7,6 miliar tahun lalu, pertumbuhannya tidak seimbang jika disesuaikan dengan wilayah dan pendapatan.

Sebanyak 91 negara, terutama di benua Eropa dan Amerika, tidak memproduksi cukup anak untuk mempertahankan populasi mereka saat ini.

Sementara itu, kebalikannya, di Asia dan Afrika, populasi terus meningkat—dengan rata-rata perempuan Nigeria melahirkan tujuh anak sepanjang hidupnya.

Ali Mokdad, profesor Health Metrics Sciences di IHME mengatakan, faktor penting yang memengaruhi perkembangan populasi adalah pendidikan.

“Itu bergantung pada sosioekonomi, termasuk pendidikan wanita,” ujarnya.

“Semakin tinggi pendidikan perempuan, maka semakin lama ia menghabiskan waktu di sekolah. Menunda kehamilan dan akhirnya memiliki anak lebih sedikit,” tambah Mokdad.

Berdasarkan data IHME, Republik Siprus merupakan negara paling tidak subur di planet ini, dengan rata-rata perempuan melahirkan satu anak sepanjang hidupnya. Sebaliknya, para perempuan di Mali, Chad, dan Afghanistan rata-rata melahirkan enam anak.

Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) memprediksikan bahwa akan ada lebih dari 10 miliar penduduk di Bumi pada pertengahan abad ini. Hal tersebut kemudian menimbulkan pertanyaan: berapa banyak manusia yang bisa ditampung Bumi?





Komentar

Tampilkan

Terkini

NamaLabel

+