-->

Iklan

Kembalikan Gerakan Mahasiswa Pada Jalur Intelek

Friday, November 9, 2018, November 09, 2018 WIB Last Updated 2019-04-26T02:51:47Z
masukkan script iklan disini
masukkan script iklan disini
Oleh Admin - Mahasiswa dikenal sebagai kaum para intelektual.  Dalam bahasa inggris “intellect” artinya kekuatan pikiran yang dengannya kita mengetahui, menalar, dan berpikir. Kata ini telah diserap menjadi bahasa Indonesia, yaitu dapat diartikan sebagai pemikir-pemikir yang memiliki kemampuan menganalisis terhadap masalah tertentu, yang tentunya harus dituangkan dalam bentuk tulisan sebagai senjata untuk memberikan pemahaman baru tentang berbagai fakta yang terjadi sebenarnya.
Dari definisi mahasiswa yang dikenal sebagai kaum intelektual hendaknya memiliki budaya berdiskusi sebagai bentuk saling tukar fikiran dan menulis untuk memberikan pemahaman – pemahaman pada publik. Berfikirlah bahwa tidak semua orang mampu melanjutkan jenjang pendidikan ke bangku perkuliahan disebabkan oleh beberapa hal seperti masalah ekonomi dan hal lainnya, namun hendaknya yang telah menyandang gelar mahasiswa mampu menunjukkan bahwa keberuntungannya tersebut mampu dimanfaatkan untuk hal yang lebih baik.
Hari ini banyak yang tidak merasa puas melihat kualitas para mahasiswa seperti kehilangan “ruh” intelektual yang menjadi kebanggaan dan selalu di agungkan seakan mulai di tinggalkan secara perlahan. Mahasiswa yang turun ke jalan pun atas nama menyuarakan aspirasi bahkan bisa dibilang tidak memiliki kapasitas keilmuan yang kuat, dan bahkan bisa jadi bukan lagi atas nama kepentingan rakyat melainkan golongannya.
Mari kita sejenak merenung, gerakan apa yang paling tepat untuk dilakukan oleh mahasiswa di era milenial ini. Kami berpendapat bahwa mahasiswa harus kembali kepada gerakan berdiskusi dan menulis, untuk membangun sebuah peradaban yang lebih baik. Bayangkan bila saat ini banyak mahasiswa yang berlomba untuk menerbitkan tulisan-tulisan terbaik, tentu akan terbangun sebuah budaya keilmuan di lingkungan kampus atau menjadi sebuah gerakan hebat yang menasional.
Dari berdiskusi dan menulis diharapkan mahasiswa mampu membangun opini serta paradigma masyarakat luas. Tulisan-tulisan yang bermutu seperti dukungan atau kritik terhadap pemerintahan, gerakan sosial dan lainnya. Setelah segala usaha tersebut dilakukan, barulah laksanakan gerakan turun ke jalanan dengan orasi yang memiliki dasar pemikiran kuat.
Setelah budaya berdiskusi dan menulis ini di lakukan dengan maksimal, maka mahasiswa kembali kepada jalurnya sebagai kaum intelektual. Dengan melakukan gerakan ini, maka satu usaha telah dilakukan. Ingatlah, semua bisa saja hilang, namun tulisan itu abadi.
Komentar

Tampilkan

Terkini

NamaLabel

+